Rabu, 14 Agustus 2013

Wauww...  Se pohon cukup buat se-dangdang........!!!





Uji coba penanaman Singkong Hidayah usia 12 bln dengan berat kurang lebih 15-20 kg pada lahan berhumus dan berpasir, tanpa penggunaan pupuk. 


Hijau Negri-ku

Bismillah....., Rabu, 12 Juni 2013 penanaman perdana Albasiah/ sengon laut 2500 bibit, penyemaian bibit sengon 20,000 dan penyemaian 100 benih Cendana asal NTB.


Nb.
PERMEN-KEHUTANAN RI
NOMOR : P.30/MENHUT-II/2012
(1) Surat keterangan asal usul hasil hutan yang berasal dari hutan hak berupa :
a. Nota Angkutan;
b. Nota Angkutan Penggunaan Sendiri; atau
c. SKAU (surat keterangan asal usul).
(2) Setiap hasil hutan hak yang akan diangkut dari lokasi tebangan atau tempat pengumpulan di sekitar tebangan ke tujuan, wajib dilengkapi Nota Angkutan atau Nota Angkutan Penggunaan Sendiri atau SKAU, yang merupakan dokumen angkutan hasil hutan

Senin, 08 Oktober 2012

Kejayaan Rempah-Rempah Indonesia

Sentra Pala Sukabumi








Panen Cengkeh










Tanah Kebun Murah


-->
Tanah Kebun Murah

Harga tanah 5rb s/d 10rb/m2

Miliki Investasi dan Asuransi Anak!!!
Cocok untuk perkebunan dan agrobisnis (Kayu, rempah-rempah dan buah)






Telp : 021-91030903
Email : mrboow@yahoo.co.id
 

Beli Kebun Murah; Per Hektar atau se-hektar lebih
·        Di Daerah Sukabumi, kabupaten Jawa Barat.
·        Bisa dengan paket tanam (Jati, Pala, Jabon, Alba, Singkong, cengkeh, Karet dll).

Selasa, 11 Oktober 2011

Timbal / Plumbum (Pb)

Timbal (Pb)


Pengenalan
Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu (sekitar 6400 BC) hal ini disebabkan logam timbale terdapat diberbagai belahan bumi, selain itu timbale mudah di ekstraksi dan mudah dikelola.  Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan symbol kimia “Pb”. Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum” yang artinya logam lunak. Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam Pb dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh udara. Timbal merupakan logam yang lunak, tidak bisa ditempa, memiliki konduktifitas listrik yang rendah, dan tergolong salah satu logam berat seperti halnya raksa timbale dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena logam timbale berifat tahan korosi maka container dari timbale sering dipakai untuk menampung cairan yang bersifat korosif ataupun sebagai lapisan kontroksi bangunan.
Timbal memiliki empat isotop yang stabil yaitu 204Pb, 206Pb, 207Pb, dan 208Pb. Standar massa atom Pb rata-rata adalah 207,2. Sekitar 38 isotop pb telah diketemukan termasuk isotop sintesis yang bersifat tidak stabil. Isotop timbale dengan waktu paruh yang terpanjang dimiliki oleh 205Pb yang waktu paruhnya adalah 15,3 juta tahun dan 202Pb yang memiliki waktu paruh 53.000 tahun.
Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan nomor atom 82 maka timbale memiliki konfigurasi electron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2 dengan jumlah electron tiap selnya adalah 2, 8, 18, 32, 18, 4. Timbal berada pada golongan IVA (14) bersama dengan C, Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan berada pada blok s. Gambar susunan kulit pada timbale adalah:
gambar

Sumber Timbal
Timbal tidak ditemukan bebas dialam akan tetapi biasanya ditemukan sebagai biji mineral bersama dengan logam lain misalnya seng, perak, dan tembaga. Sumber mineral timbale yang utama adalah “Galena (PbS)” yang mengandung 86,6% Pb, “Cerussite (PbCO3)”, dan “Anglesite (PbSO4). Kandungan timbale dikerak bumi adalah 14 ppm, sedanngkan dilautan adalah:
  • Permukaan samudra atlantik            : 0,00003 ppm
  • Bagian dalam samudra atlantik           :        0,000004 ppm
  • Permukaan Samudra pasifik               :        0,00001 ppm
  • Bagian dalam samudra pasifik            :        0,000001 ppm

Galena

Galena adalah mieral timbal yang amat penting dan paling banyak tersebar di penjuru belahan bumi dan umumnya berasosiasi dengan mineral lain seperti sphalerite, calcite, dan flourite. Deposit galena biasanya mengandung sejumlah tertentu perak dan juga terdapat seng, cadmium, antimoni,arsen, dan bismuth, sehingga umumnya produksi timbal dari galena menghasilkan juga logam-logam tersebut.
Warna galena adalah abu-abu mengkilap dan formulanya adalah PbS. Struktur kristalnya kubik dan oktahedral dan spesifik graviti 7,2 – 7,6.
http://www.mindat.org/gallery.php?cform_is_valid=1&min=233&cf_pager_page=2
Cerrusite


 Cerrusite merupakan salah satu mineral timbal yang mengandung timbal karbonat dan menjadi sumber timbal yang utama setelah galena. Mineral ini juga terdapat dalam bentuk granular yang padat atau benbentuk fibrous. Warnanya umumnya tidak berwarna, hingga putih, abu-abu, biru, atau hijau dengan penampakkan darai transparan hingga translusen. Mineral ini bersifat getas tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam encer seperti asam nitrat. Dan spesifik gravitinya 6,53-6,57.

Kristal kerusit biasanya memiliki penampilan yang terang dan halus. Kerusit juga terdapat dalam bentuk kelompok butiran yang kompak, atau kadang-kadang dalam bentuk serat. Biasanya kerusit berwarna putih atau tidak berwarna, kadang-kadang juga abu-abu atau kehijauan. Mineral ini sangat rapuh, dan memiliki retakan konkoid. Mineral ini memiliki tingkat kekerasan 3 hingga 3.75 dalam skala Mohs, dan massa jenis 6.5 g/cm3. Iglesiasit adalah kerusit yang memiliki kandungan 7% seng karbonat, dinamai menurut tempatnya ditemukan, yaitu Iglesias di Sardinia.

Senyawa ini dikenali melalui pengembarannya yang khas, serta sifat pemantulan cahayanya yang disebut adamantine lustre, serta massa jenisnya yang tinggi. Mineral ini tidak larut dalam air, namun larut dalam asam nitrat encer berbuih. Dalam tes blowpipe, mineral ini melebur dengan cepat, yang mengindikasikan kandungan timbal.

Anglesite
      

 

  Anglesite merupakan mineral timbal yang mengandung timbal sulfat PbSO4. Mineral ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat pengaruh cuaca. Warna mineral ini dari putih, abu-abu, hingga kuning, jika tidak murni maka warnanya abu-abu gelap. Mineral ini memiliki spesifik grafiti 6,3 dengan kandungan timbal sekitar 73%.

Anglesite adalah transparan ke tembus batu. Hal ini berkisar dalam warna dari putih, kuning, hijau abu-abu, pucat, coklat, biru dan tidak berwarna. Ini mungkin menjadi warna abu-abu gelap jika tidak murni. Anglesite paling sering tidak berwarna atau berwarna kuning dengan semburat sedikit. Kadang-kadang batu ungu atau hitam. Warna hitam adalah karena inklusi dari galena. Anglesite terjadi pada cuaca deposit bijih timah, yang dibentuk oleh oksidasi deposit galena. Hal ini sebenarnya ditemukan sebagai pelapis, atau kerak pada galena, dan dapat menjadi massa sekitar inti galena, atau kristal, yang mengisi rongga-rongga dari galena. Anglesite sering bingung dengan Kerusit, wulfenite, smithsonite mimetite, pyromorphite, dan limonit.

Anglesite adalah bagian dari kelompok barit. Ini saham struktur yang sama seperti barit, dan memiliki kristal yang mirip yang biasanya ditemukan sebagai pisau datar atau kolom independen menonjol dari batu. Namun, anglesite adalah 50% lebih padat daripada barit sudah berat, karena kandungan timbal, yang adalah 74%. Beberapa permata anglesite terbaik datang dari Tsumeb, Namibia, tempat yang tinggi-kilau, berlian berbentuk deposito berukuran seluas 20 inci telah ditemukan.
Situs lain dari anglesite termasuk Broken Hill, Australia, Leadhills, Skotlandia, Cumbia, Inggris, Rhine-Westphalia Utara, Jerman, Provinsi Cagliari, Sardinia, dan Oujda, Maroko. Anglesite juga ditemukan di berbagai lokasi di Amerika Serikat, seperti Chester County, Pennsylvania, Dividen, Utah, dan Bingham, New Mexico. Yang paling sangat berharga anglesite kristal berasal dari Tsumeb, Namibia, dan Toussit, Marok

Sphalerite, Galena, Quartz, Siderite and Ankerite. Wellhope Shaft, Nentsbury Haggs Mine, Alston Moor, Cumbria. 6 x 4 cm


Cara Memproduksi Timbal
Pada umumnya biji timbale mengandung 10% Pb dan biji yang memiliki kandungan timbale minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk memproduksi timbale. Biji timbale pertama kali dihancurkan dan kemudian dipekatkan hingga konsentrasinya mencapai 70% dengan menggunakan proses “froth flotation” yaitu proses pemisahan dalam industri untuk memisahkan material yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.
Kandungan sulfide dalam biji timbale dihilangkan dengan cara memanggang biji timbale sehingga akan terbentuk timbale oksida (hasil utama) dan campuran antara sulfat dan silikat timbal dan logam-logam lain yang ada dalam biji timbale. Pemanggangan ini dilakukan dengan menggunakan aliran udara panas. Reaksi yang terjadi adalah:
MSn + 1.5nO2 ? MOn + nSO2.
Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan alat yang dinamakan “blast furnace” dimana pada proses ini hampir semua timbale oksida akan direduksi menjadi logam timbale. Hasil timbale dari proses ini belum murni dan masih mengandung kontaminan seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi. Timbal oksida yang tidak murni ini kemudian dicairkan dalam “furnace reverberatory” dan di treatment menggunakan udara, uap, dan belerang dimana kontaminan akan teroksidasi kecuali perak, emas, dan bismuth. Kontaminan ini akan terapung pada bagian atas sehingga dapat dipisahkan. Logam silver dan emas dipisahkan dengan menggunakan proses Parkes, dan bismuthnya dihilangkan dengan menggunakan logam kalsium dan magnesium. Hasil logam yang dihasilkan dari keseluruhan proses ini adalah logam timbale. Logam timbale yang sangat murni diperoleh dengan cara elektrolisis meggunakan elektrolit silica flourida.
Sifat Timbal
Sifat Fisika
  • Fasa pada suhu kamar              : padatan
  • Densitas                                   : 11,34 g/cm3
  • Titik leleh                                  : 327,5 0C
  • Titik didih                                 : 17490C
  • Panas Fusi                                : 4,77 kJ/mol
  • Panas Penguapan                      : 179,5 kJ/mol
  • Kalor jenis                                : 26,650 J/molK
Sifat Kimia
  • Bilangan oksidasi                      : 4,2,-4
  • Elektronegatifitas                      : 2,33 (skala pauli)
  • Energi ionisasi 1                        : 715,6 kJ/mol
  • Energi ionisasi 2                        : 1450,5 kJ/mol
  • Energi ionisasi 3                        : 3081,5 kJ/mol
  • Jari-jari atom                            : 175 pm
  • Radius ikatan kovalen               : 146 pm
  • Jari-jari Van Der Waals            : 202 pm
  • Struktur Krista  l                       : kubik berpusat muka
  • Sifat kemagnetan                      : diamagnetik
  • Resistifitas termal                      : 208 nohm.m
  • Konduktifitas termal                  : 35,3 W/mK
Sifat Timbal yag lain
Berbagai macam timbale oksida mudah direduksi menjadi logamnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan reduktor glukosa, atau mencampur antara PbO dengan PbS kemudian dipanaskan.
PbO + PbS                 3 Pb + SO2
Logam Pb tahan terhadap korosi, jika kontak dengan udara maka akan segera terbentuk lapisan oksida yang akan melindungi logam Pb dari proses oksidasi lebih lanjut.
Logam Pb tidak larut dalam asam sulfat maupun asam klorida, melainkan larut dalam asam nitrat dengan membentuk gas NO dan timbale nitrat yang larut.
3Pb + 8H+  + 8 NO3-               2 Pb2+  + 6 NO3- + 2NO + 4HO
Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbale akan membentuk PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah representasi dari timbale dengan biloks 2 PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga larut dalam larutan basa membentuk garam
plumbit.
PbO + 2OH- + H2O              Pb(OH)24-
Klorinasi terhadap larutan diatas menghasilkan timbale dengan biloks 4.
Pb(OH)24- + Cl2               Pbo2 + 2Cl- + 2H2O
PbO2 adalah representasi dari timbale dengan biloks 4 dan merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat amfoter. Senyawa timbale dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4 yang dikenal dengan nama minium.

Manfaat Timbal
  • Timbal digunakan dalam accu dimana accu ini banyak dipakai dalam bidang automotif.
  • Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik terutama untuk warna kuning dan merah.
  • Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
  • Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada peralatan pancing untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas yang tinggi, harganya murah dan mudah untuk digunakan.
  • Lembaran timbale dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio musik
  • Timbal dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang menggunakan radiasi misalnya sinar X.
  • Timbal cair dipergunakan sebagai agen pendingin dalam peralatan reactor yang menggunakan timbale sebagai pendingan.
  • Kaca timbale mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan mengubah karakteristik optis dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi.
  • Timbal banyak dipakai untuk elektroda pada peralatan elektrolisis.
  • Timbal digunakan untuk solder untuk industri elektronik.
  • Timbal dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk mencegah difusi air dalam kabel.
  • Timbal ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak licin dan biasanya digunakan dalam peralatan permesinan.
  • Timbal dipakai dalam raket untuk memperberat massa raket.
  • Timbal karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang kontruksi.
  • Dalam bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock pada bahan bakar.
  • Semikonduktor berbahan dasar timbale banyak seperti Timbal telurida, timbale selenida, dan timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya dan dipakai dalam peralatan detector inframerah.
  • Timbal biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang dilarang karena pertimbangan lingkungan.
Senyawaan Timbal
Senyawaan timbale yang umum adalah PbN6 timbal azida, timbale bromat Pb(BrO3)2.2H2O, timbale klorida PbCl2, timbale(II)oksida PbO, Pb(NO3)2, Pb3O4, Pb(C2H5)4, dan Pb(CH3)4

Tetra Etil Lead (TEL)

Tetra etil lead disingkat sebagai TEL adalah senyawa organometalik yang memiliki rumus Pb(Ch3CH2). Senyawa ini disintesis dengan mereaksikan antara alloy NaPb dengan etl klorida dengan reaksi sebagai berikut:
4 NaPb + 4 CH3CH2Cl ? (CH3CH2)4Pb + 4 NaCl + 3 Pb

TEL yang dihasilkan berupa cairan kental tidak berwarna, tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam benzena, petroleum eter, toluena, dan gasoline. TEL dipakai sebagai zat “antiknocking” pada bahan bakar. TEL jika terbakar tidak hanya menghasilkan CO2 akan tetapi juga Pb.
(CH3CH2)4Pb + 13 O2 ? 8 CO2 + 10 H2O + Pb
Pb akan terakumulasi dalam mesin sehingga dapat merusak mesin. Oleh sebab itu ditambahkan 1,2-dibromoetana dan 1,2-dikloroetana bersamaan dengan TEL sehingga akan dapat dihasilkan PbBr2 dan PbCl2 yang dapat dibuang dari mesin. Karena efek racun terhadap manusia maka TEL sekarang tidak boleh dipergunakan.

Timbal(II) Klorida PbCl2
PbCl2 merupakan salah satu reagen berbasis timbale yang sangat penting disebabkan dari senyawa ini dapat dibuat berbagai macam senyawa timbale. Banyak digunakan sebagai bahan untuk mensintesis timbale titanat dan barium-timbaltitanat, untuk produksi kaca yang menstransimisikan inframerah, dipakai untuk memproduksi kaca ornament, untuk bahan cat dan sebagainya. PbCl2 dibuat dari beberapa metode yaitu dengan proses pengendapan senyawa Pb2+ dengan garam klorida, atau dengan mereaksikan PbO2 dengan HCl.
PbO2(s) + 4 HCl ? PbCl2(s) + Cl2 + 2 H2O
Atau dibuat dari logam Pb yang direaksikan dengan gas Cl2
Pb + Cl2 ? PbCl2
Timbal membentuk berbagai macam kompleks dengan klorida. PbCl2 jika dilarutkan dalam HCl berlebih akan membentuk kompleks PbCl42-. PbCl2 larut juga dalam air panas.
Pb2+  + Cl-    ->       PbCl+
PbCl+  + Cl-     ->       PbCl2
PbCl2  + Cl-    ->        PbCl3-
PbCl3-  + Cl-     ->     PbCl42-

PbO2
Nama kimianya adalah Plumbi oksida atau Timbal(IV) oksida merupakan oksida timbale dengan biloks 4. PbO2 ada dialam sebagai mineral plattnerite. PbO2 bersifat amfoter dimana dapat larut dalam asam maupun basa. Jika dilarutkan dalam basa kuat akan terbentuk ion plumbat dengan rumus Pb(OH)62-. Dalam kondisi asam maka biasanya tereduksi menjadi ion Pb2+. Ion Pb4+ tidak pernah diketemukan dalam larutan. Penggunaan PbO2 yang utama adalah sebagai katoda dalam accu.

Pb3O4
Dikenal dengan nama timbale tetroksida, minium, atau triplumbi tetroksida. Berupa zat padat berwarna merah atau oranye. Rumus umumnya adalah Pb3O4 atau 2PbO.PbO2. Memiliki titik leleh 500oC dimana pada suhu ini Pb3O4 terdekomposisi menjadi PbO dan oksigen. Pb3O4 ini banyak dipergunakan oleh industri penghasil baterai, kaca timbale, dan cat anti korosi. Senyawa timbale ini tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam HCl, asam asetat glacial, dan campuran antara asam nitrat dan hydrogen peroksida. Pb3O4 dibuat dari proses kalsinasi dari PbO2 dengan kehadiran oksigen pada suhu 450-4800C.
6 PbO + O2     ->     2 Pb3O4
Atau dengan proses pemanasan timbale karbonat dengan kehadiran udara.
6 PbCO3  + O2     ->     2 Pb3O4 + 6 CO2
Atau dengan menggunakan reaksi:
3 Pb2CO3(OH)2  + O2       ->      2 Pb3O4  +  3 CO2  +  3 H2O
Dalam bentuk larutan maka Pb3O4 dapat dibuat dengan menggunakan larutan kalium plumbat dan timbale asetat :
K2PbO3  + 2 Pb(CH3COO)2 + H2O       ->      2 Pb3O4  + 3 CO2  + 3 H2O
Setelah disaring maka akan dihasilkan padatan warna kuning timbale tetroksida monohidrat, Pb3O4.H2O dengan pemanasan maka akan dihasilkan bentuk anhidratnya.

Timbal(II) Nitrat
Memiliki rumus kimia Pb(NO3)2. Timbal(II) nitrat umumnya merupakan kristal yang tidak berwarna atau berbentuk bubuk putih, dibandingkan dengan garam timbal yang lain maka gram timbal ini sangat mudah larut dalam air. Timbal(II) nitrat sangat bersifat racun terhadap manusia dan merupakan oksidator.
Cara membuat timbal nitrat adalah dengan melarutkan logam Pb pada larutan asam nitrat atau dengan melarutkan PbO dalam asam nitrat.
3 Pb (s) + 8 H+ (aq) + 2 NO?3 (aq) -> 3 Pb2+ (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (l)
PbO (s) + 2 H+ (aq) -> Pb2+ (aq) + H2O (l)
Larutan Pb(NO3)2 bereaksi dengan KI mebentuk PbI2 yang berwarna kuning. Intensitas warna kuning ini tergantung dari banyaknya jumlah reaktan yang digunakan.
Pb(NO3)2 (s) + 2 KI (s) ?->PbI2 (s) + 2 KNO3 (s

Mineral

Mineral Batu Bara

Pada periode Carboniferus 360 juta tahun yang lalu, sebagian besar daratan berupa rawa-rawa yang ditumbuhi hutan pohon pakis-pakisan. Pohon yang mati dan tertimbun tidak membusuk secara sempurna membentuk Peat (tanah gambut) dan cikal batubara. Karena terkubur lebih tebal dan perubahan tekanan, akhirnya berubah menjadi lignite. Timbunan yang makin tebal menyebabkan menjadi bentominous dan lebih lanjut menjadi anthracite.
Terbentuknya batubara jauh dimulai pada awal sejarah planet bumi, sebelum manusia lahir di bumi. Beberapa juta tahun yang lalu sebagian besar permukaan bumi tertutup air. Daratan pada umumnya rendah dan ditutupi rawa-rawa. Rawa-rawa tersebut ditumbuhi dengan sangat lebat oleh tumbuh-tumbuhan jenis paku-pakuan besar, ganggang dan varietas pohon-pohon besar yang sudah punah saat ini. Dari fosil yang ditemukan, pohon ini bisa mempunyai tinggi 30 meter lebih dan diameter batang sekitar 2 meter. Pohon-pohon tersebut mati dan makin tertimbun oleh pohon-pohon yang tumbuh berikutnya sehingga makin lama makin tertumpuk terkadang bisa mencapai ketebalan 30 meter, air rawa tersebut menutupi tumpukan bahan tersebut, tidak mengandung cukup oksigen untuk terjadinya pembusukan pohon-pohon tersebut, secara perlahan pohon-pohon tersebut berubah menjadi peat, cikal bakal batubara.
Dengan berjalannya waktu karena terjadinya gerakan kulit bumi, rawa-rawa tersebut tertutup laut dan mengalami pengendapan dari sedimentasi berlapis. Makin tebal sedimen menyebabkan tekanan dan temperatur yang tinggi, menyebabkan peat tumbuhan tersebut berubah menjadi batubara. Diperkirakan anthracite (batubara yang paling tua) terbentuk sekitar 80 juta tahun.
Daerah eksplorasi batubara tim GeoAtlas antara lain di Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pada beberapa daerah eksplorasi GeoAtlas, potensi batubara yang berada di daerah perbukitan dan pegunungan cenderung memiliki dip (kemiringan) lebih dari 65 derajat, kalori mencapai lebih dari 7000, namun dengan kuantitas yang tidak banyak. Kebanyakan formasi batubara ini terputus dengan adanya perubahan struktur, sehingga kuantitas batubara tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan yang besar. Lokasi seperti ini dapat dijumpai di lokasi eksplorasi GeoAtlas di Bengkulu Tengah - Bengkulu serta Kutai Kartanegara - Kalimantan Timur. Potensi batubara yang terdapat di sedimentasi dapat berupa hamparan luas dengan dip (kemiringan) kurang dari 20 derajat, kalori mencapai 5000 - 6000, dengan kuantitas yang banyak. Dengan demikian, kuantitas batubara tersebut dapat mencukupi kebutuhan yang besar. Lokasi seperti ini dapat dijumpai di lokasi eksplorasi GeoAtlas di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.





Mineral Bijih Besi
Bijih besi di alam terbentuk dalam mineral magnetit, hematite, limonite, pyrite dan Cromite. Pada mineral-mineral tersebut, kandungan besi bisa mencapai 70%. Bijih besi ini banyak digunakan dalam industri besi dan baja dan sering diekspor dari Indonesia ke China. Mineral bijih besi di Indonesia, banyak terdapat sebagai metasomatik kontak, berupa bolder besar yang terpendam dan tersingkap secara acak. Model seperti ini tidak bisa diinterpretasikan dip (kemiringan) lapisannya, sehingga survei geofisika mutlak diperlukan untuk menggambarkan kondisi bawah permukaannya. Jika dipergunakan uji pengeboran coring, maka interpretasi hanya terbatas di lokasi sekitar bor dan tidak dapat dikorelasikan antara titik uji pengeboran yang berjauhan.
Mineral magnetit banyak dijumpai di Indonesia. Hampir di semua lahan eksplorasi bijih besi GeoAtlas dijumpai jenis mineral ini. Ciri yang sangat khas dan visual pada mineral ini adalah sangat berat dan menempel pada magnet. Rata-rata mineral magnetit di Indonesia dapat mengandung unsur besi lebih dari 60% sehingga layak jual sebagai komoditas ekspor.
Mineral hematite berupa pasir berwarna merah sedangkan limonite berwarna coklat atau kuning. Pada mineral pyrite, unsur besi berasosiasi dengan sulfida. Mineral-mineral tersebut cenderung tidak menempel magnet seperti mineral magnetit. Daerah eksplorasi bijih besi tim GeoAtlas antara lain Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jambi, Lampung dan Kalimantan Selatan.


Mineral Mangan
Mangan di alam berupa logam berwarna putih-kelabu dan mudah teroksidasi, diantaranya terdapat dalam bentuk MnO3. Mangan banyak digunakan dalam industri besi dan baja serta baterai. Batuan mangan bisa dikatakan layak jual di pasaran internasional jika minimal mengandung sekitar 35% unsur mangan. Batuan mangan Indonesia saat ini kebanyakan diekspor untuk memenuhi kebutuhan industri di China.
Berdasarkan pengalaman tim GeoAtlas, sebagian besar mineral mangan banyak dijumpai di sekitar batugamping atau batuan malihan yang sangat keras. Mangan tersebut membentuk suatu jalur di antara rekahan batugamping atau berupa bolder di antara batuan malihan yang keras. Singkapan mineral mangan ini bisa terlihat di lereng bukit dan tepian sungai di batuan malihan atau di antara jalur rekahan batugamping.
Sisipan mangan di lingkungan batugamping cenderung membentuk jalur rekahan dalam jumlah besar, sehingga layak dilaksanakan eksploitasi tambang skala menengah. Mineral di lingkungan batugamping tersebut cenderung didominasi mangan saja dan tidak terdapat mineral lain yang dapat mengisi jalur rekahan tersebut. Sedangkan di lingkungan batuan metamorf, tidak hanya mangan saja yang tersingkap, namun terdapat juga bijih besi dan galena, namun ketiganya tidak terdapat dalam jumlah yang besar, sehingga lebih sesuai untuk pertambangan skala kecil atau pertambangan rakyat.
Metode eksploitasi mangan, umumnya menggunakan peledakan atau membuat suatu jalur bawah tanah (terowongan) diantara rekahan batuan gamping. Sedangkan di lingkungan batuan malihan dapat membuka singkapan mangan menggunakan alat berat kemudian diambil secara tradisional. Daerah eksplorasi mangan Tim GeoAtlas antara lain berada di Tasikmalaya, Jawa Barat serta Jember, Jawa Timur



Mineral Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.

Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2).

Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.

Meskipun aluminium dapat digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil, peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah, mesin industri non?elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur ruangan, mesin?mesin pertanian.

Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan